Archive for Oktober 2013

Jumat, 04 Oktober 2013
Instrumen musik perkusi marching band atau disebut sebagai Marching percussion merupakan instrumen-instrumen musik perkusi yang didisain untuk dimainkan sambil berjalan dengan meletakkan drum pada alat pengait khusus (disebut dengan carrier) yang dikenakan oleh drummer. Drum-drum tersebut didisain dan disetem dengan artikulasi maksimum dan dilengkapi proyeksi suara karena aktivitas penggunaan yang umumnya di lapangan terbuka ataupun ruang tertutup yang luas. Instrumen ini biasanya digunakan oleh grup marching band. Ensembel marching percussion sering pula disebut sebagai drumline atau battery. Tingkat kemampuan sebuah drumline tidak hanya bermain dengan baik, namun juga harus mampu untuk bermain dengan baik dalam tempo cepat ataupun lambat.

Snare Drum

Ukuran snare drum biasanya lebih dalam dari ukuran yang biasanya digunakan pada orkestra atau drumkit. Hal ini membuat suara yang dihasilkan menjadi lebih keras, sesuai dengan kebutuhannya untuk penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x kedalaman) adalah 13x11 dan 14x12 inci dengan berat antara 16-45 lb. Ukuran yang lebih kecil (13x9) akhir-akhir ini menjadi populer digunakban untuk kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup. Snare drum "high tension" atau yang biasa disebut HTS modern dikembangkan sebagai jawaban atas tensi membran yang lebih tinggi yang dimungkinkan karena pemanfaatan serat fiber, atau kevlar. Drum tensi tinggi pertama kali dikembangkan oleh Legato di Australia, dan menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada marching band.

Drum tenor

Marching band modern umumnya menggunakan multi tenor yang terdiri atas beberapa tom-tom yang dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah drum biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk memproyeksikan suara ke arah depan. membran head menggunakan double-ply PET film untuk meningkatkan kualitas proyeksi suara. Alat ini umumnya dimainkan dengan menggunakan malet yang terbuat dari kayu atau aluminimum dengan ujung berbentuk bundar terbuat dari nilon.
Teknik permainan tenor drum umumnya berbeda dengan teknik yang digunakan untuk bermain snare drum, lebih mirip seperti bermain timpani karena membran dipukul biasanya lebih dekat pada sisi-sisinya dibandingkan bagian di tengah membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan suara yang lebih nyaring.
Drum tenor umumnya terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12,13, dan 14 inci yang diatur membentuk busar, seringkali dengan tambahan satu atau dua buah tom yang lebih kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah dalam.
 

Drum bass

Ukuran drum bass yang digunakan pada emsemble perkusi modern bervariasi, dengan lebar universal 14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah setiap 2 inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film lembut berwarna putih. Tidak seperti snare drum dan drum tenor, drum bass dimainkan oleh drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah drum line menggunakan 4 hingga 6 jenis drum bass dengan ukuran yang berbeda-beda, tiap satu drum bass dimainkan oleh seorang drummer.

Simbal(Cymbal)

cybal dalam marching band tidak dimainkan dengan tujuan yang sama seperti orkestra. Ada perubahan pada grip simbal yang dibuat khusus untuk kebutuhan marching band. Simbal marching band biasanya terdiri atas dua keping yang terpasang pada ke dua tangan pemainnya. Untuk memainkan simbal marching band kedua kepingan itu diadu satu dengan lainnya sehingga menghasilkan suara. Jumlah pemain simbal tiap-tiap grup marching band bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.


Meniup brass semudah menarik nafas yang dalam. (Eric Awuy)
Hal yang mungkin paling sering dilupakan oleh seorang pemain brass adalah napasnya sendiri. Justru hal yang paling penting dalam memainkan brass adalah menarik napas dalam, agar udara yang dihembuskan lebih panjang, not yang dimainkan bagus, dan suara yang dihasilkan jelas.
Banyak pihak yang mengatakan dalam memainkan brass, khususnya dalam marching band,  pernapasan yang digunakan adalah pernapasan perut. Karena biasanya jika menggunakan pernapasan dada, pundak juga ikut naik-turun. Pernapasan perut sendiri sebenarnya adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot diafragma.
Untuk itu seorang pemain brass sangat perlu melatih napas panjang, menarik dan meniup napas semaksimal mungkin, agar paru-paru dapat mengisi volume udara maksimum. Salah satu bentuk latihan bernapas dalam brass adalah meniup tanpa mouthpiece yang akan menghasilkan warm air.
Perlu diingat, terutama untuk para pemain pemula brass, dalam bermain brass sangat dianjurkan untuk tidak melakukan latihan secara berlebihan, karena dapat merusak otot bibir.
Bagaimana memainkan not tinggi?
Agar bisa memainkan not tinggi dalam brass diperlukan 3 hal:
1. Napas. Dalam hal ini volume udara yang dibutuhkan banyak.
2. Posisi bibir yang lebih rapat dan bisa menyangga kestabilan not.
3. Dorongan napas dari otot perut supaya gerak udara lebih cepat.
Sebagai perbandingan, air keran yang disemprotkan oleh selang. Posisi keran yang dibuka menentukan volume air yang keluar. Jika kita menutup sebagian lubang selang, otomatis air yang keluar semakin kuat dan semakin jauh  memancar. Dalam brass, air adalah napas, keran adalah otot perut, dan bibir adalah selang. Jadi jika kita ingin meniup not tinggi dengan baik dan stabil, yang diperlukan adalah volume udara yang banyak yang didorong oleh otot perut dan ditunjang oleh posisi bibir yang rapat dan kuat.
Apa bedanya memainkan not tinggi dengan memperbesar dinamik?
Pemain pemula brass biasanya sering sulit membedakan antara teknik memainkan not tinggi dengan memperbesar dinamik not. Untuk  memperbesar dinamik not, cukup volume udara saja yang ditambah sedangkan posisi bibir tidak berubah.
Bagaimana posisi mouthpiece yang benar ketika meniup?
Setiap orang memiliki ciri meniup dengan mouthpiece yang berbeda. Ada yang meniup dengan bibir samping, bibir atas, bibir tengah, atau bibir bawah. Beberapa orang mengatakan bahwa posisi meniup yang benar adalah yang menggunakan bibir tengah. Sebenarnya bagaimana posisi mouthpiece ketika meniup brass tergantung dari bentuk gigi dan bibir si pemain. Asalkan bisa bermain dengan bagus dan nyaman, posisi manapun tidak masalah.
 

Teknik Dasar Brass / Horn

Posted by Unknown
Suatu pandangan teoritik terhadap Marching Percussion Indonesia “The common problems of this two bands are leadership” (Jonathan Fox; ketika membuka komentar di saat masa komentar babak final drumbattle DMC 2009 antara The Beaters Vs BC)
Setiap acara besar marching band seperti GPMB dan DMC, pasti tersisa makna positif yang bisa dipetik. Belum lama GPMB 2008 dan DMC 2009 berakhir, tetapi menurut pandangan saya begitu banyak ilmu yang bisa diserap dari kegiatan ini. Dalam hal ini saya lebih membahas ke masalah ilmu marching band. Semua pembahasan dalam artikel kali ini berangkat dari kutipan komentar Jon Fox.
SKILL ADALAH SEGALANYA
Leadership yang dimaksud Jon Fox disini lebih ke organisasi musik, alias komposisi musik.
Seperti umumnya pandangan para perkusionis marching Indonesia, skill adalah segalanya. Dan tidak bisa dipungkiri ada orang-orang yang menstratakan tingkat skill sesuai dengan alat yang dipegangnya. Biasanya sesuai urutan yang paling atas adalah, Snare Drum, Tenor, Bass Drum dan yang paling bawah adalah marching cymbal. Banyak orang yang akan bangga sekali bila ditempatkan di snare drum atau merasa sebaliknya bila ditempatkan di marching cymbal.
Tetapi kita harus memahami dulu definisi dari skill tersebut. Skill atau keahlian menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemampuan yang mendalam terhadap bidang tertentu. Disini tertulis kemampuan yang mendalam, yang berarti kalo kita hubungkan dengan konsep marching band adalah pengetahuan mendalam dari segala aspek baik musikalitas maupun visual tidak hanya pengetahuan rudimental semata.
Pada dasarnya skill musik pada marching percussion terdapat dalam beberapa aspek , dalam hal ini saya berasumsi semua unit mempunyai skill rudimental yang sama rata. Beberapa diantaranya :
  • Efektifitas skill tersebut
    Jim Casella pernah bercerita tentang bagaimana dia dulu menyeleksi penempatan snare drum di Santa Clara Vanguard. Konsep dasarnya adalah dia tidak perduli seberapa banyak not, rudiment dan visual yang kalian peragakan tapi kalau itu diluar konteks musikal, ‘it’s nothing’.
  • Penempatan
    Terkadang kita ingin mengeluarkan semua skill dan kemampuan kita pada seluruh lagu, tetapi bila berada di tempat yang salah, maka skill itu tidak akan bersinar. Dalam hal ini kita harus kembali pada konsep dasar; musikalitas. Skill yang baik dapat maksimal pada tempat yang tepat saja. Konsepnya kembali ke sifat dasar alami manusia, yang bila ‘terlalu’ akan jadi tidak menarik. Berarti ‘terlalu’ banyak skill yang ditonjolkan maka secara alami itu tidak akan jadi menarik alias monoton. Penempatan ini juga berhubungan dengan posisi display. Bagaimana mungkin skill cymbal akan dilihat juri kalau dia berada di belakang bass drum.
  • Keseragaman materi skill antar section
    Dalam hal ini sangat penting untuk pelatih menyeragamkan skill semua lini agar tidak terjadi ketimpangan sehingga harmonisasi tercipta.
    Pada dasarnya semua berangkat dari snare drum yang match grip, setelah dipecah ke beberapa seksi, maka masing-masing mengembangkan keahliannya di seksi masing-masing. Paradigma snare drum adalah yang paling hebat membuat stagnansi kemampuan alat di seksi lain seperti tenor, bass drum dan marching cymbal.
JURI
Nah, dalam pandangan saya skill memang segalanya, tapi skill yang bagaimana yang segalanya? Skill yang mencakup semua aspek diatas. Bukan hanya skill rudimental yang tak terkonsep ataupun skill yang hanya membela ego orang tertentu bukan kepentingan tim. Bila hanya snare drum yang beraksi terus menerus memamerkan skill-nya berarti secara tim mereka gagal.
Hal seperti ini sering terjadi di dunia per-marching band-an Indonesia. Suatu tim bisa mendapat nilai perkusi tinggi sekali hanya karena snare drum-nya sangat menonjol dalam segi skill rudimental. Kemampuan skill snare drum yang menakjubkan tersebut membuat seksi lain seperti tenor, bass drum, cymbal dan pit section tertutupi atau tidak begitu diperhatikan untuk dinilai. Begitu juga sebaliknya. So pathaetic that kind of judge!(James Ancona)
Pandangan juri yang seperti ini yang membuat stagnansi seksi lain. Karena seksi lain kurang dievaluasi. Akibatnya kepentingan tim perkusi secara utuh tidak begitu dihargai, dan ini sangat melenceng dari konsep dasar musikal dan bisa sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan tim perkusi yang seharusnya satu kekuatan yang solid tanpa ada ego skill antar seksi.
Juri sangat berperan penting dalam pemahaman paradigma perkusi yang musikal dan berkualitas. Namun terkadang perkembangan pengetahuan juri kalah oleh peserta yang dinilainya.
MUSIKALITAS
Setelah pemaparan beberapa aspek diatas, ada satu benang merah diantaranya, yaitu musikalitas yang ensemble dan harmonis.
Musikalitas tercipta dari kematangan konsep dan komposisi musik. Komposisi musik yang baik tercipta dari beberapa aspek juga, yaitu:
  • Yang mempunyai alur cerita dan kerangka komposisi yang teratur
    Komposisi dasar biasanya mempunyai, intro, isi lagu, jembatan transisi, reff., closer. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pesan lagu dan konsep dengan baik dan jelas. Penggambarannya seperti ini : Bila ada seseorang menyerang kita secara mendadak tanpa basa basi, kita otomatis akan bersikap bertahan dan penasaran disaat penyerangan terjadi. Akibatnya adalah penyerangan tersebut hanya terasa pada saat itu saja tanpa dikenang lama, dan mental penasaran kita akan terkumpul untuk melakukan serangan balik. Tetapi bila kita menyerang dengan konsep dan komposisi yang jelas, maka serangan itu akan dikenang lama karena kita memainkan mental dan emosi lawan, sehingga serangan itu menancap di hati.
  • Yang bisa menciptakan efek suara atau mempertahankan efek suara
    Originalitas sangat dihargai dalam aspek ini. Ide adalah sesuatu yang tidak bisa dihargai hanya dengan nilai materi.
    Bila efek suara tercipta dan bisa dimengerti dengan jelas hanya dengan menggunakan peralatan marching percussion menurut saya itu sangat original. Contohnya, suara gendang, suara pukulan, tembakan, suara besi berderit, suara rel, suara beatbox dan lain sebagainya. Efek suara ini berperan sangat penting dalam pencapaian emosional pada efek musik.
    Komposisi perkusi yangmerupakan perpaduan antara rhytmitik dan melodius juga berperan penting dalam kenyamanan pendengar sehingga akhirnya tercipta efek musik yang berkesan.
  • Organisasi music yang saling bersinergi
    Kata lainnya adalah harmonisasi antar seksi sehingga tercipta ensemble yang berkesan.
    Dalam hal ini keterlibatan antar seksi dimaksimalkan seimbang. Tidak ada yang menonjol sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat dalam menggempur lawan. Yang ditonjolkan adalah kekuatan tim.
  • Klimaks
    Lagu yang baik adalah yang mempunyai klimaks agar emosi yang penasaran tadi dapat mendapatkan jawaban dan puas.
    Klimaks sering disalah artikan sebagai closer, atau disalah artikan sebagai sesuatu yang berakhir keras dan megah.
    Klimaks adalah sesuatu yang merupakan jawaban dari gejolak penasaran emosi penonton tadi. Sesuatu yang bisa membuat emosi sedikit lega. Sesuatu yang cukup kuat dirasakan dalam bagian lagu. Klimaks bisa berdinamika keras ataupun lembut. Klimaks biasanya terdapat diantara 2/3 dari lagu. Sedangkan Closer atau sisa dari 2/3 tadi adalah penegas klimaks. Musik yang baik dan bisa dinikmati biasanya mempunyai klimaks di antara 2/3 lagunya. Coba perhatikan! Terutama musik klasik yang melegenda.
  • Tension Bow
    Dalam menciptakan satu komposisi kita harus memikirkan untuk memainkan emosi penonton. Ini diperlukan agar tidak terjadi monoton dalam satu komposisi. Untuk itu sesuai dengan kerangka lagu, kita harus masukkan tipe aransemen yang sesuai dengan grafik tensinya. Pengulangan tensi yang sama akan memicu kemonotonan.
    Caranya adalah berbekal kerangka lagu, kita harus langsung buat grafik tensi, sehingga emosi penonton terus bergejolak dan penasaran karena mendapatkan tensi yang berbeda tiap bagiannya.
    Tension bow sangat berguna untuk mewujudkan aspek-aspek diatas.
LEADERSHIP
Setelah memahami pemaparan diatas baru kita bisa mengerti sekali apa maksud dari komentar Jon Fox .
Marching Percussion adalah alat musik. Jadi mainkanlah dengan musikalitas yang baik agar namanya tetap menjadi alat music.
Konsep musikalitas diatas harus diterapkan dalam membuat komposisi Marching Percussion, baik di individual contest, drumbattle, percussion contest maupun bermain secara full team.
Masing-masing mempunyai tingkat kesulitan tersendiri, tergantung bagaimana kita menyikapinya secara konsep-konsep dasar musikal tidak hanya sekedar kemampuan rudimental. Peran pembuat materi sangat tinggi disini.
Leadership : Dalam suatu pagelaran batterie percussion kendali utama dibagi rata ke setiap seksi untuk menonjolkan harmonisasi tim. Konsep dasarnya adalah mengenyampingkan ego antar seksi .
Maksud kendali utama adalah, ada saatnya bass drum yang beraksi dan seksi lain menjadi pendukungnya, ada saatnya tenor yang menyerang dan seksi lain back up, begitu seterusnya. Keadaan ini dirancang sedemikian rupa dengan konsep yang matang berdasarkan teori dasar musikalitas tadi. Itu yang terbaik.
Dengan menghilangkan strata skill di batterie percussion maka siapa aja bisa menjadi pemimpin dalam satu pagelaran. Dan pada akhirnya komunikasi antar seksi akan tercipta sehingga koordinasi pun lancar.
Keterlibatan antar seksi juga adil dan merata, dan pada akhirnya yang menentukan terbaik antar tim bukanlah masalah ‘sepele’ seperti leadership, skill, visual, dan lain sebagainya, tetapi adalah eksekusi di lapangan.
Yang bisa memunculkan efek musik dan visual secara konstan, yang bisa mempertahankan grafik, konsep dan alur lagu, yang bisa menjaga emosi tapi stabil membuat emosi lawan atau penonton bergejolak, yang bisa mendapatkan klimakslah yang terbaik.
Mungkin langkah awal yang bisa kita lakukan adalah :
1. Pahami lagi konsep skill dan musikalitas
2. Jangan terpaku hanya kepada snare drum saja dalam exploitasi ego skill.
3. Pahamilah! Setiap seksi mempunyai keunikan skill masing-masing yang bisa dieksploitasi secara mengesankan.
4. Lebih digali lagi pengetahuan terhadap seksi yang lain dengan syarat tidak boleh anggap remeh terhadap seksi yang lain.
5. Jangan beralasan karena pelatih adalah mantan pemain snare drum sehingga exploitasi snare drum terjadi.
6. Jangan beralasan karena hanya paham dan nge-fans dengan snare drum, seksi lain jadi kurang diperhatikan dalam memaksimalkan ilmu dan skillnya.
7. Mainkanlah Marching Percussion-mu sebagai alat musik dan sesuai dengan konsep dasar musik bukan sebagai alat untuk menunjukkan ego skill rudimentalmu
.

Musikalitas dan Leadership

Posted by Unknown
Banyak orang awam tidak begitu mengerti perbedaan antara Drum Band, Marching Band, dan Drum Corps. Biasanya bila ada pagelaran musik yang berbentuk parade atau display dilapangan, orang awam biasa  menyebutnya Drum Band saja. Sebenarnya ketiga bentuk diatas sangat terasa perbedaannya. Maka saya coba kembali untuk refreshing tentang pengetahuan dasar mengenai perbedaan ketiga bentuk diatas. Sayang dong apabila ada seseorang yang sudah bermain Marching Band cukup lama tetapi tidak tahu dia bermain dalam kategori yang mana?
Dibawah ini saya akan menuliskan susunan secara general dari standar yang ada. Walaupun dalam prakteknya susunannya ada yang lebih dari ini ataupun kurang.
§ Drum Band   :  Dalam komposisi alat tiup brass section, tidak lengkap, biasanya hanya trumpet, mellophone dan trombone, sisanya memakai pianika dan rekorder. Untuk perkusi  perbandingannya dengan alat tiup biasanya lebih banyak, dan komposisi perkusi sendiri lebih banyak Snare Drum-nya, dan masih memakai bellyra. Untuk komposisi lagu lebih cenderung ke arah mars. Tidak mementingkan kualitas musik dan baris. Pit instrument hanya sebatas bells dan xylophone. Berkunci Bb, F dan C.
§ Marching Band    :  Komposisi alat tiup terdiri dari logam dan kayu, dan arahnya tidak semua menghadap ke depan.  Perbandingan alat tiup dan perkusi sudah seimbang. Komposisi musik sudah mementingkan segi kualitas musikalitasnya, tapi tidak terlalu dipentingkan dalam baris berbaris.  Alat tiup rata-rata berkunci Bb dan F. Rata-rata komposisi alat tiup  35-45, perkusi 16-24, colour guard 6-16.
§ Corps Style Marching Band / Small Drum Corps     : Kriterianya sama dengan Marching Band tetapi semua alat tiup logam jenis marching dan mengarah ke depan semua (front bells).  Komposisi musik dan baris sangat mengutamakan kualitas, lebih cenderung ke arah entertainment. Rata-rata komposisi alat tiup 45-60, perkusi 20-30, Colour Guard 10-24.
§ Drums  & Bugles Corps     :  Semua alat tiup logam dan menghadap ke depan dan berkunci G. Komposisi musik dan baris bersifat entertainment. Penampilan terkonsentrasi kepada kualitas musik dan baris  Banyak memakai aksesoris terutama di pit instrument dan colour guard. Rata-rata total pemain keseluruhan diatas 150 personil.
§ Jenis alat tiup :
Marching Brass (logam) in Bb Marching Bugles (in G)
Marching TrumpetFlugelhorn Marching Alto
Marching Mellophone (in F)
Marching French Horn
Marching Trombone/flugabone
Marching Baritone
Marching Euphonium
Marching Tuba
SopranoAlto Mellophone
Frenchorn
Baritone
Bass Baritone
Euphonium
Contra Bass
Contra Grande
Jenis logam lainnya trombone slide, flute dan sousaphone logam. Alat tiup diluar logam, saxophone, clarinet, sousaphone, pianika dan rekorder.
Untuk perkusi Corps style marching band dan Drum Corps memakai perkusi Marching yang tercanggih dan terbaru dari merk yang dipunya.

Perbedaan DB, MB, DC

Posted by Unknown
Manchester United
WELCOME TO MY BLOGSPOT www.yogapratama8.blogspot.com

Blogger templates

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Adrian Yoga Pratama -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan